1de4li5t.inc

Foto saya
Orang² berpendapat kami takkan bisa bersama. Orang² menilai dari sikap dan sifatku, bahwa kami sangat berbeda dan takkan bisa disatukan. Tapi bagi kami... Itulah yang membuat kisah kami makin menarik hingga akhir

Senin, 01 Agustus 2011

Mengubah Teman!!!!!


"walau kau pergi tinggalkan diriku, walau tampar pipi kiriku, ngga papa, kuberikakan pipi kananku, tetep kuanggap dirimu temanku"

Lagu “saykoji – ngga papa” itu yang membuatku termenung saat nunggu sahur pagi ini. Liriknya bagus banget yang menggambarkan seseorang yang walau dia dikianati oleh temannya tapi dia masih menganggap orang itu sebagai temannya.

Memang itulah arti sebuah pertemanan. Itu yang mengubah pemahamanku menjadi "teman itu sampai mati" Ku juga ingat kata2ku dulu “didunia ini ngga ada yang namanya mantan teman yang ada mantan pacar”. Apapun kondisinya baik dalam keadaan senang ataupun susah kalau memang bener-bener teman harus dilalui bersama.

Teman seharusnya bisa menerima bagaimanapun keadaan temannya, walaupun berbeda 180 derajat  bukan sebuah alasan untuk menyisihkan atau menghinanya, apalagi memutuskan silaturahmi. Ku mulai sadari itu hanya sikap kekanak-kanakan. Layaknya anak kecil tak mau bertegur sama dengan temannya  hanya karna sebuah es cream yang di jatuhkan temannya.

Jika teman itu punya kelakuan buruk sebaiknya kita mengubah perbedaan yang buruk itu, bukan meninggalkannya. Dan ada satu hal yang sering orang lupakan saat mengubah karakter yang buruk dari seorang teman... yaitu WAKTU. Sebuah proses pasti memerlukan waktu. Sebagian orang memeliki waktu yang berbeda-beda. Ada yang bisa berubah karna sebuah teguran dan ada juga bisa merubah setelah mengalami pengalaman pahit itu.

Perubahan hanya dengan sebuah terguran bisa dipastikan membutuhkan waktu yang singkat. Perubahan yang terjadi jika sudah mengalami itu yang membutuhkan waktu yang sangat lama. Dan banyak orang menyerah dengan proses ini. Bila menghadapi teman yang punya proses seperti ini banyak berujung dengan menyisihkan, menghina, perselisihan dan bahkan memutuskan silaturahmi. Rata-rata alasannya "sudah cukup sabar!" Huft sangat, sangat dan sangat manusiawi banget itu alasan...

Memang sih sabar itu ada batasnya, sebab yang membatasi sabar itu adalah ego kita sendiri. Betapa kekanak-kanakannya kita jika hanya karna tidak bisa menunggu proses itu selesai. Coba balikkan pada diri kita. Tuhan saja tak pernah memberi batasan sampai dimana harus menunggu kita untuk kembali ke jalannya.

Mengenai pembahasan ini pernah seorang sahabat berkata "Teman dicari, Musuh jangan dicari dan bertemu musuh jangan lari". Memang betul itu, tapi bukan berarti bertemu musuh langsung main hajar saja. Coba kenali dulu maksud dan tujuannya, baru ambil tindakan. Lah kok jadi bahas musuh neh.... balik lagi ke masalah teman

Aku  pernah menemukan kata tentang teman atau sahabat. "Sahabat sejati adalah mereka yang datang ketika dunia ini menjauh" Dari kalimat ini berarti sahabat sejati adalah seseorang yang siap membantu kita dikala kita sedang mengalami masalah atau dalam keterpurukan.

Perlu pula kita sadari pertengkaran ataupun selisih paham. itu adalah hal yang lumrah dan sering terjadi dalam pertemanan. Walaupun itu sering menjadi luar biasa bila salah menyingkapi dengan emosi dan sabar yang dibatasi ego. Untuk menghadapi perbedaan signifikan dan pertengkaran itu, kita hanya perlu menyingkapinya dengan kepala dingin dan sikap dewasa yang akan untuk menyelesaikannya. Butuh pengorbanan dalam pertemanan, karena teman kita pastilah pribadi yang berbeda dan pola pikir masing-masingpun juga berbeda. Hanya pengecutlah yang mencari teman yang sama dan teman yang bisa diatur sekehendaknya.

“Pecundang melihat masalah sebagai halangan dan Pemenang melihat masalah sebagai peluang”

http://1de4li5t-inc.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar